Nasi Goreng
Tulisan ini merupakan ringkasan dari tulisan asli berjudul sama karangan Sarie Febriane yang dimuat harian Kompas, Sabtu, 29 November 2008. Ringkasan itu gue buat untuk tugas mata kuliah Bahasa Jurnalistik semester tiga hehehe. Selamat membaca!
Beri Saya Nasi Goreng
Siapa tidak kenal nasi goreng? Jenis makanan yang satu ini selain disukai karena mudah proses pembuatannya, juga terhitung mudah ditemui hampir di seluruh kota di Indonesia. Ambil contoh di wilayah Jakarta, misalnya. Menu nasgor alias nasi goreng tersebar mulai dari warung tenda pinggir jalan hingga restoran di hotel berbintang. Fakta tersebut menunjukkan karakter nasi goreng yang egaliter dan demokratis.
Masakan ini juga tidak mempunyai aturan bumbu yang kaku, apa pun bumbu dan campurannya, selama materi utamanya nasi dan dimasak dengan digoreng, layak disebut nasi goreng. William Wongso, pakar kuliner, mengatakan, “Sebenarnya semua jenis bumbu yang ditumis dapat untuk nasi goreng. Bumbu rendang pun bisa.”
Menurut William disertai sumber Wikipedia, nasi goreng sejatinya dipengaruhi dari budaya kuliner China. Awalnya tercipta dari keinginan untuk mengolah nasi sisa hari sebelumnya yang sudah agak keras dengan menggorengnya.
Kembali ke kota Jakarta, jika ingin mencoba nasi goreng jalanan yang biasa beroperasi setelah pukul 17.00, silakan bertandang ke daerah Jakarta Pusat. Dengan harga yang berkisar antara Rp 7.000-Rp 15.000 per porsi, Anda bisa memesan nasi goreng biasa, nasgor dengan tambahan sosis, telur, ati ampela, atau nasgor dengan kombinasi tiga bahan tambahan itu. Makin banyak bahan tambahan yang dipilih tentu makin tinggi harga yang harus Anda bayar.
Lalu bagaimana bila Anda sudah bosan dengan nasi goreng standar yang itu-itu saja? Arahkan tujuan Anda ke Kedai Tiga Nyonya yang bisa ditemukan di Jalan Wahid Hasyim 73 Jakarta Pusat atau di TIS Square Tebet, Jakarta Selatan. Di tempat ini terdapat nasgor berwarna hijau lumut dengan harga Rp 47.500 untuk satu porsi. Cabai hijau giling sebagai bumbu utamanya dicampur dengan bumbu lain, seperti bawang putih, merica, dan garam. Terdapat telur dan kismis sebagai campurannya.
Pilihan kedua, nasi goreng stroberi yang terdapat di Strawberry Cafe di Jalan Gandaria I/75. Nasgor dengan bumbu buah stroberi yang diulek bersama cabai, bawang putih, dan tomat ini dicampur dengan irisan bakso, ayam, dan cincangan stroberi sewaktu dimasak. Memiliki paduan rasa gurih, pedas, dan asam segar yang berasal dari irisan stroberi, sepiring nasi goreng stroberi itu dihargai Rp 23.000.
Sekarang pilihan ada di tangan Anda, ingin nasgor biasa atau nasgor gaya modern?
Comments
Post a Comment
What are you thinking? Tell it to me!