Ruang Tunggu Berjalan
Percakapan di angkot biru sepulang dari kampus tadi siang masih terngiang di otak gue. Dan kembali bikin gue sadar akan satu hal yang selama proses kuliah ini kayak menggedor-gedor pintu kesadaran kecil di dalam diri. Gue orangnya suka bikin perumpamaan, suka mendefinisikan sesuatu yang sering nggak berhubungan (misal: lagu dibilang manis, enak), dan untuk satu hal ini gue bisa bilang kalau tiap fase dalam hidup manusia itu ibarat ruang tunggu berjalan.
Yang namanya ruang tunggu, biasanya statis dan nggak bergerak, karena wujud fisiknya diam dan keberadaannya menjadi bagian dari sebuah bangunan. Nah kenapa ruang tunggu? Karena semua yang dijalanin - jadwal harian, rentetan tugas, aktivitas di luar kegiatan akademis kuliah, hari-hari yang diwarnai kejadian nyebelin-nyenengin-bikin malu-geer-terbebani-nggak percaya - merupakan proses menuju sesuatu, dalam hal ini: lulus kuliah.
Selama proses, kita nggak diam saja kan? Haha makanya namanya ruang tunggu berjalan. Kita semua sedang (dan akan selalu) menunggu sesuatu - telepon kepastian magang, email balasan yang dinanti-nanti - atau sesederhana menunggu teman, mengantri pas beli makanan, mau nge-print, nunggu angkot, bis. Semua usaha yang kita lakukan selama masa penantian tersebut membuat kita nggak berdiam di tempat, justru sebaliknya, terus mencari peluang lain, sambil tetap berdoa dan berharap diberi yang terbaik sama Yang Di Atas.
Mengutip kata-kata Paulo Coelho dalam bukunya yang berjudul Aleph,
Life is the train not the station, and what you're doing now isn't travelling. It's just changing countries.
Jadi.... negara mana yang selanjutnya akan kamu datangi?
Sumber: Funky for You
Suka Er! Udah lama nggak keliatan, eh nulis kaya gini! :D Semoga kita selalu dapet yang terbaik dari ruang tunggu berjalan kita masing-masing hehehe
ReplyDelete