Isi Hati
#NowPlaying Adhitia Sofyan - Adelaide Sky.
"I need to know what's on your mind..."
Ada satu peribahasa bahasa Indonesia yang gue suka, seperti ini bunyinya: Dalamnya lautan bisa diukur, dalamnya hati siapa yang tahu.
Dengan kata-kata sederhana, menurut gue peribahasa yang itu keren banget... Kenapa keren? Karena dia bisa menunjukkan ilustrasi bahwa isi hati seseorang, berbeda dengan lautan yang bisa diukur dengan alat atau perhitungan matematis lain. Namanya aja hati, jelas nggak sama dengan laut yang punya bentuk. Hati emang punya wujud nyata, tapi itu hati dalam konteks Biologi, organ tubuh manusia, temennya ginjal, letaknya di bagian kanan. Nah, hati yang gue bicarain disini berhubungan sama perasaan.
Kalo pake perumpamaan jurusan studi waktu SMA, dalamnya lautan itu sama seperti jurusan IPA. Serba pasti, terukur, sangat eksakta, kesalahan sekecil apapun pasti langsung ketahuan dan bisa ditemukan solusinya. Sementara untuk hati seseorang, yang satu ini sama seperti jurusan IPS. Namanya ilmu sosial, jelas kebalikan dari semua ciri yang dipunyai ilmu hitung. Nggak ada yang pasti karena begitu ketemu dengan orang yang berbeda, reaksi yang kita berikan juga nggak akan sama; nggak bisa diukur karena.... gimana caranya coba?; sangat bukan eksakta, dan ini nih yang paling penting: standar kesalahan yang berbeda bagi tiap orang berpengaruh ke solusi yang banyaaak jenisnya.
Wih kebayang kan pusingnya?
Kembali ke masalah urusan hati, duluuu banget di Twitter gue pernah ngetweet satu kalimat yang isinya kira-kira gini: ada satu hal yang Google pun nggak bisa cari tahu, hal itu adalah gimana perasaan lo ke gue. Gue lupa kenapa bisa sampe nulis kalimat itu, yang jelas bukan cuma gue aja yang punya pengalaman serupa karena ada temen yang me-retweet tweet gue itu. :")
Isi hati seseorang emang tidak mudah dibaca dan ditebak, gimana perasaan orang itu ke kamu atau orang lain juga nggak ada yang tahu, kecuali Tuhan dan orang itu sendiri. Tapi! Beruntunglah generasi kita yang hidup di jaman sekarang, ada banyak cara untuk mengurangi jurang ketidaktahuan atas isi hati seseorang tadi. Menurut gue, dengan adanya situs media sosial seperti Twitter & Facebook, juga blog, tumblr, wordpress dan teman-temannya, kita bisa sedikit 'membaca' pikiran orang dan tentunya, perasaan orang terhadap sesuatu/orang lain. I prefer tumblr and blog to Twitter for this case, if you want to act as a spy in order to gain those information or clues you need to know. Why didn't I mention Facebook? Considering its new ugly display, gue rasa Facebook udah nggak sekeren dulu lagi, dan agak susah kalo mau ngebaca orang berdasarkan status Facebook mereka. Gue merasa lewat tumblr & atau blog, lo bisa mendapat lebih banyak gambaran gimana isi hati seseorang itu. Blog jadi tempat buat cerita panjang lebar, dari hal penting sampe yang super nggak penting. Tumblr, di sisi lain jadi tempat seseorang menuangkan ekspresi pikiran & perasaannya lewat media lain selain tulisan (gambar, lagu, potongan adegan film). Di Twitter, orang masih bisa main pencitraan. Jadi, apa yang ditweet itu belum tentu sama seperti orang aslinya. Sementara gue yakin, kalo di blog/tumblr, lo nggak akan bisa bohong sama perasaan lo sendiri.......... Tulisan yang lo buat, gambar yang lo reblog, lagu yang lo share, itu semua ibaratnya ungkapan jujur dari hati lo.
Biarpun udah ada kemudahan lewat media-media sosial yang gue sebutin tadi, nggak ada cara lain yang lebih menenangkan dan memberi kepastian selain ngomong langsung ke orangnya, tanya langsung. Ya nggak perlu diinterogasi kayak polisi, paling nggak masing-masing bicara. Jadi kan ketahuan gimana isi hatinya masing-masing. :)
"I need to know what's on your mind..."
Ada satu peribahasa bahasa Indonesia yang gue suka, seperti ini bunyinya: Dalamnya lautan bisa diukur, dalamnya hati siapa yang tahu.
Dengan kata-kata sederhana, menurut gue peribahasa yang itu keren banget... Kenapa keren? Karena dia bisa menunjukkan ilustrasi bahwa isi hati seseorang, berbeda dengan lautan yang bisa diukur dengan alat atau perhitungan matematis lain. Namanya aja hati, jelas nggak sama dengan laut yang punya bentuk. Hati emang punya wujud nyata, tapi itu hati dalam konteks Biologi, organ tubuh manusia, temennya ginjal, letaknya di bagian kanan. Nah, hati yang gue bicarain disini berhubungan sama perasaan.
Kalo pake perumpamaan jurusan studi waktu SMA, dalamnya lautan itu sama seperti jurusan IPA. Serba pasti, terukur, sangat eksakta, kesalahan sekecil apapun pasti langsung ketahuan dan bisa ditemukan solusinya. Sementara untuk hati seseorang, yang satu ini sama seperti jurusan IPS. Namanya ilmu sosial, jelas kebalikan dari semua ciri yang dipunyai ilmu hitung. Nggak ada yang pasti karena begitu ketemu dengan orang yang berbeda, reaksi yang kita berikan juga nggak akan sama; nggak bisa diukur karena.... gimana caranya coba?; sangat bukan eksakta, dan ini nih yang paling penting: standar kesalahan yang berbeda bagi tiap orang berpengaruh ke solusi yang banyaaak jenisnya.
Wih kebayang kan pusingnya?
Kembali ke masalah urusan hati, duluuu banget di Twitter gue pernah ngetweet satu kalimat yang isinya kira-kira gini: ada satu hal yang Google pun nggak bisa cari tahu, hal itu adalah gimana perasaan lo ke gue. Gue lupa kenapa bisa sampe nulis kalimat itu, yang jelas bukan cuma gue aja yang punya pengalaman serupa karena ada temen yang me-retweet tweet gue itu. :")
Isi hati seseorang emang tidak mudah dibaca dan ditebak, gimana perasaan orang itu ke kamu atau orang lain juga nggak ada yang tahu, kecuali Tuhan dan orang itu sendiri. Tapi! Beruntunglah generasi kita yang hidup di jaman sekarang, ada banyak cara untuk mengurangi jurang ketidaktahuan atas isi hati seseorang tadi. Menurut gue, dengan adanya situs media sosial seperti Twitter & Facebook, juga blog, tumblr, wordpress dan teman-temannya, kita bisa sedikit 'membaca' pikiran orang dan tentunya, perasaan orang terhadap sesuatu/orang lain. I prefer tumblr and blog to Twitter for this case, if you want to act as a spy in order to gain those information or clues you need to know. Why didn't I mention Facebook? Considering its new ugly display, gue rasa Facebook udah nggak sekeren dulu lagi, dan agak susah kalo mau ngebaca orang berdasarkan status Facebook mereka. Gue merasa lewat tumblr & atau blog, lo bisa mendapat lebih banyak gambaran gimana isi hati seseorang itu. Blog jadi tempat buat cerita panjang lebar, dari hal penting sampe yang super nggak penting. Tumblr, di sisi lain jadi tempat seseorang menuangkan ekspresi pikiran & perasaannya lewat media lain selain tulisan (gambar, lagu, potongan adegan film). Di Twitter, orang masih bisa main pencitraan. Jadi, apa yang ditweet itu belum tentu sama seperti orang aslinya. Sementara gue yakin, kalo di blog/tumblr, lo nggak akan bisa bohong sama perasaan lo sendiri.......... Tulisan yang lo buat, gambar yang lo reblog, lagu yang lo share, itu semua ibaratnya ungkapan jujur dari hati lo.
Biarpun udah ada kemudahan lewat media-media sosial yang gue sebutin tadi, nggak ada cara lain yang lebih menenangkan dan memberi kepastian selain ngomong langsung ke orangnya, tanya langsung. Ya nggak perlu diinterogasi kayak polisi, paling nggak masing-masing bicara. Jadi kan ketahuan gimana isi hatinya masing-masing. :)
Materinya, sih terlihat sederhana. Tapi pas baca bikin dahi berkeryit juga, hahahaha... Satu hal yang ga pernah bisa gw lakukan di blog gw. :p
ReplyDeleteTapi gpp, lah. Toh gw udah ga baegitu aktif ngeblog lagi (meskipun sebenernya pengen). Sampe berjumpa di tulisan berikutnya! :D
Tolong jelasin di bagian mana yang bikin dahi lo berkernyit......... *serius* Ayo dong lo ngeblog lagi! Udah ganti pekerjaan jadi perakit gundam sih. MUAHAHAHA.
ReplyDeleteBerkeryit itu ga harus selalu identik sama susah. Tapi bisa diartikan gw lagi mencoba memasukkan materi lo ke dalam aktivitas sehari-hari.
ReplyDeleteIya, nih. Padahal gw udah hampir 3 minggu nganggur ngerakit gara-gara pesenan gw masih belom ada, hahahaha... :p