Moralitas Di Sekitar Kita
Belakangan ini gue sering merasa risih dan prihatin dengan sikap banyak orang (termasuk gue sendiri, yeah), baik di lingkungan rumah ataupun dari berita yang ada di koran dan TV. Untuk pertama kalinya, gue akan membahas sesuatu yang serius :)
Hal yang akan gue bahas yaitu.. moralitas.
Berhubung gue nggak punya KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia -kali aja ada yang nggak tau), definisi yang akan lo baca adalah definisi bebas ala gue hehehe.
Menurut gue, moralitas artinya hal-hal yang berhubungan dengan moral. Dimana moral diyakini sebagai nilai-nilai yang terwujud (salah satunya) dalam tingkah laku sehari-hari. Contoh yang paling simpel, lo akan dicap sebagai anak yang nggak sopan kalo ngomong kasar ke orang yang lebih tua. Ayo deh, pasti pada tau kan contoh-contoh simpel lain (seperti: ngomong tolong, terima kasih, maaf, semua sesuai waktunya), karena hampir setiap saat kita melakukan hal-hal itu.
Waktu zaman nenek moyang dulu, nilai-nilai moral ini sangat dihayati dan terus diwariskan secara turun temurun, misalnya tata krama di keluarga Keraton. Masyarakat masa itu, sekali berbuat salah malunya minta ampun. Kenapa? Karena siapa yang berbuat salah mendapat sanksi sosial dari lingkungan sekitar berupa pengucilan, menjadi bahan gosip, sampai diusir. Selain itu, sikap mereka penuh hormat & patuh. Baik kepada orang tua, pemimpinnya, juga Sang Pencipta. Ingat kan pelajaran soal animisme & dinamisme? Ajaran tradisional yang meyakini ada kekuatan lebih besar dibanding manusia yang menguasai dunia ini. Efek dari perilaku-perilaku tersebut adalah suasana harmonis dengan kondisi masyarakat yang bergotong royong dan mengutamakan kepentingan bersama.
Tapi sekarang?
Seiring zaman yang makin maju, perilaku manusia juga berubah. Teknologi makin canggih, sayangnya tidak diikuti oleh perilaku masyarakat yang semakin ke sini malah berbeda jauh dibanding leluhurnya. Bukan berubah ke arah positif, tapi sebaliknya.
Masyarakat masa kini jarang ada yang malu jika berbuat salah. Seolah-olah apa yang dilakukan pasti benar, padahal salah! Ini tidak bisa dilepaskan dari faktor lingkungan yang gemar memutarbalikkan fakta. Lambat laun, orang yang terus-terusan bergaul dengan lingkungan tersebut, pasti akan tertular cara pikir yang sama dengan teman sepergaulannya.
Soal kepatuhan & kehormatan? Ini lagi! Berbuat patuh cenderung karena takut, dan menghormati demi kekuasaan semata. Istilahnya, ada udang di balik batu. Gue percaya masih banyak orang baik di luar sana, tapi jenis orang-orang udang ini juga sama banyak jumlahnya!
Nah, yang mau gue bahas adalah bagaimana kita, sebagai generasi muda, tetap menjadi manusia bermoral di tengah kumpulan manusia amoral.
1. Jangan lupakan 3 kata ajaib : tolong, terima kasih, maaf
>> Ya! 3 kata ajaib merupakan kata-kata yang paling dasar bentuknya, tapi dalam artinya. Pasti ngerasa seneng kan setiap kali orang bilang "Makasih! Thank you!" ke lo, padahal lo ngerasa hal yang lo lakuin itu hal kecil/sederhana banget. Juga waktu lo lagi ngerepotin (atau malah direpotin) temen, lo akan lebih seneng dan ringan membantu temen itu kalo dia ngomong "Tolong ya.." bukan cuma "Ayo lah!" atau "..Ini dong!" karena hal itu juga yang gue rasain :') Pernah denger lagu 3 Kata Ajaib-nya Dara? Lagu itu pas dengan tema tulisan ini, dan gue pinjem juga jadi judul di no. 1 hehehe. Daaan, seperti kata Dara, "..Katakan semua setulus hati/Dan keajaiban akan terjadi.." :)
2. Jujur. Jujur. JUJUR!
>> Hayo, siapa yang suka bohong? Nggak cuma bohong ke orang lain, tapi juga bohong ke diri lo sendiri. Perilaku ini sangat tidak baik untuk diteruskan, karena sekali bohong, lo nggak akan dipercaya lagi sama orang. Sekalinya bohong, lo akan ketagihan bohong (yep, sama efeknya seperti narkoba). Dan lama kelamaan, lo akan sadar banyak banget kebohongan yang udah lo sebarkan, karena untuk menutupi satu kebohongan, lo bikin kebohongan baru. Begitu seterusnya. Jadinya kayak lingkaran setan, nggak ada habisnya. Makanya, sudahi kebohongan yang terlanjur ada. Ayo berusaha lebih jujur, terutama kepada diri sendiri! Kalo kita gampang bohong ke diri sendiri, gimana ke orang lain?
3. Budayakan berbuat baik
>> Pengen ada perubahan? Kita nggak bisa cuma ngedumel lalu mengomentari & mengkritik orang lain, tapi kita sendiri nggak melakukan apapun! Ini sih sama aja maling teriak maling. Berbuat baik, contoh paling simpelnya : mengantri. Kedengarannya sulit & repot, tapi kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi? Seperti yang dibilang di kalimat ini, "Lebih baik ada seorang yang melakukan perubahan kecil dibanding sekumpulan orang yang tidak berbuat apa-apa."
Gimana? Adakah yang punya pikiran sama seperti gue? Atau punya ide lain soal jadi manusia bermoral? Silakan komen-komen dan omongin pikiran lo juga ya :)
Hal yang akan gue bahas yaitu.. moralitas.
Berhubung gue nggak punya KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia -kali aja ada yang nggak tau), definisi yang akan lo baca adalah definisi bebas ala gue hehehe.
Menurut gue, moralitas artinya hal-hal yang berhubungan dengan moral. Dimana moral diyakini sebagai nilai-nilai yang terwujud (salah satunya) dalam tingkah laku sehari-hari. Contoh yang paling simpel, lo akan dicap sebagai anak yang nggak sopan kalo ngomong kasar ke orang yang lebih tua. Ayo deh, pasti pada tau kan contoh-contoh simpel lain (seperti: ngomong tolong, terima kasih, maaf, semua sesuai waktunya), karena hampir setiap saat kita melakukan hal-hal itu.
Waktu zaman nenek moyang dulu, nilai-nilai moral ini sangat dihayati dan terus diwariskan secara turun temurun, misalnya tata krama di keluarga Keraton. Masyarakat masa itu, sekali berbuat salah malunya minta ampun. Kenapa? Karena siapa yang berbuat salah mendapat sanksi sosial dari lingkungan sekitar berupa pengucilan, menjadi bahan gosip, sampai diusir. Selain itu, sikap mereka penuh hormat & patuh. Baik kepada orang tua, pemimpinnya, juga Sang Pencipta. Ingat kan pelajaran soal animisme & dinamisme? Ajaran tradisional yang meyakini ada kekuatan lebih besar dibanding manusia yang menguasai dunia ini. Efek dari perilaku-perilaku tersebut adalah suasana harmonis dengan kondisi masyarakat yang bergotong royong dan mengutamakan kepentingan bersama.
Tapi sekarang?
Seiring zaman yang makin maju, perilaku manusia juga berubah. Teknologi makin canggih, sayangnya tidak diikuti oleh perilaku masyarakat yang semakin ke sini malah berbeda jauh dibanding leluhurnya. Bukan berubah ke arah positif, tapi sebaliknya.
Masyarakat masa kini jarang ada yang malu jika berbuat salah. Seolah-olah apa yang dilakukan pasti benar, padahal salah! Ini tidak bisa dilepaskan dari faktor lingkungan yang gemar memutarbalikkan fakta. Lambat laun, orang yang terus-terusan bergaul dengan lingkungan tersebut, pasti akan tertular cara pikir yang sama dengan teman sepergaulannya.
Soal kepatuhan & kehormatan? Ini lagi! Berbuat patuh cenderung karena takut, dan menghormati demi kekuasaan semata. Istilahnya, ada udang di balik batu. Gue percaya masih banyak orang baik di luar sana, tapi jenis orang-orang udang ini juga sama banyak jumlahnya!
Nah, yang mau gue bahas adalah bagaimana kita, sebagai generasi muda, tetap menjadi manusia bermoral di tengah kumpulan manusia amoral.
1. Jangan lupakan 3 kata ajaib : tolong, terima kasih, maaf
>> Ya! 3 kata ajaib merupakan kata-kata yang paling dasar bentuknya, tapi dalam artinya. Pasti ngerasa seneng kan setiap kali orang bilang "Makasih! Thank you!" ke lo, padahal lo ngerasa hal yang lo lakuin itu hal kecil/sederhana banget. Juga waktu lo lagi ngerepotin (atau malah direpotin) temen, lo akan lebih seneng dan ringan membantu temen itu kalo dia ngomong "Tolong ya.." bukan cuma "Ayo lah!" atau "..Ini dong!" karena hal itu juga yang gue rasain :') Pernah denger lagu 3 Kata Ajaib-nya Dara? Lagu itu pas dengan tema tulisan ini, dan gue pinjem juga jadi judul di no. 1 hehehe. Daaan, seperti kata Dara, "..Katakan semua setulus hati/Dan keajaiban akan terjadi.." :)
2. Jujur. Jujur. JUJUR!
>> Hayo, siapa yang suka bohong? Nggak cuma bohong ke orang lain, tapi juga bohong ke diri lo sendiri. Perilaku ini sangat tidak baik untuk diteruskan, karena sekali bohong, lo nggak akan dipercaya lagi sama orang. Sekalinya bohong, lo akan ketagihan bohong (yep, sama efeknya seperti narkoba). Dan lama kelamaan, lo akan sadar banyak banget kebohongan yang udah lo sebarkan, karena untuk menutupi satu kebohongan, lo bikin kebohongan baru. Begitu seterusnya. Jadinya kayak lingkaran setan, nggak ada habisnya. Makanya, sudahi kebohongan yang terlanjur ada. Ayo berusaha lebih jujur, terutama kepada diri sendiri! Kalo kita gampang bohong ke diri sendiri, gimana ke orang lain?
3. Budayakan berbuat baik
>> Pengen ada perubahan? Kita nggak bisa cuma ngedumel lalu mengomentari & mengkritik orang lain, tapi kita sendiri nggak melakukan apapun! Ini sih sama aja maling teriak maling. Berbuat baik, contoh paling simpelnya : mengantri. Kedengarannya sulit & repot, tapi kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi? Seperti yang dibilang di kalimat ini, "Lebih baik ada seorang yang melakukan perubahan kecil dibanding sekumpulan orang yang tidak berbuat apa-apa."
Gimana? Adakah yang punya pikiran sama seperti gue? Atau punya ide lain soal jadi manusia bermoral? Silakan komen-komen dan omongin pikiran lo juga ya :)
Comments
Post a Comment
What are you thinking? Tell it to me!