Perubahan Itu Nyata
Kalau kamu berpikir kamu ada di tempat yang salah, tenang. Blog ini masih ada di bawah kendali seorang mahasiswi jurnalistik semester enam sebuah kampus yang dulu suhu dinginnya menyerupai kulkas - meskipun kini nggak seperti itu lagi.
Dibaca sekilas, judulnya bisa dijadikan slogan pengobatan alternatif yang suka beriklan di frekuensi stasiun televisi lokal atau program televisi yang bertujuan mengembalikan orang-orang ke jalan yang 'benar' (padahal kebenaran itu sifatnya tidak mutlak). Hahaha. Intinya di sini gue cuma mau menegaskan kalau perubahan itu nyata.
Semuanya gara-gara lagu terbaru Paramore dan 30 Seconds To Mars. Punya Paramore yang judulnya Still Into You, sudah rilis namun masih berbentuk video lirik. Gue pribadi suka banget sama lagunya. Abis manis, terus biarpun gaya nyanyi Hayley kayak 'ditarik-tarik', gue nggak terganggu dengan itu. Tapi di kolom komentar Youtube, seperti biasa, selalu ada orang-orang yang bilang "ini bukan Paramore" atau "ke mana perginya Paramore yang dulu???" Tapi, selalu juga ada fans-fans bijak yang tetap mendukung dan mencoba menerima gaya bermusik Paramore (kini diawaki tiga personel) di albumnya yang akan datang. Catatan lagi - yang agak nggak berhubungan, biarin - gue jauh lebih suka Still Into You dibanding Now.
Sementara itu, mengenai lagu barunya 30 Seconds To Mars. Sore ini, Up in the Air, sempat diputar serempak di beberapa stasiun radio di Indonesia. Sayangnya gue nggak bisa dengerin karena lagi ngajar. Beberapa menit lalu akhirnya perdana mendengarkan lagu yang bentuk fisiknya sudah diluncurkan lebih dulu ke luar angkasa, awal bulan ini. Deskripsi kesan dan perasaan setelah terpapar lagu itu kurang lebih: (mulai dari intro) kok elektro-elektro gini? Oh mungkin jingle radionya. / Ini suara Jared Leto sih. / Kenapa sampe akhir masih main elektro..... / Mana suara gitar sama drumnya......... //
Singkat kata: gue terkecoh. Sudah mempersiapkan diri dan telinga kalau-kalau lagunya 'keras', ternyata.......... Mungkin karena belum terbiasa dengerin jadi rasanya aneh. Tapi setelah gue dengerin 4-5x kok responnya masih serupa pendengaran pertama. Mungkin gue bukan fans yang bijak, tapi gue lebih menunggu dua lagu lain dari album mereka yang akan rilis 20 Mei nanti, LOVE LUST FAITH + DREAMS. Dua lagu itu judulnya Northern Lights dan End of All Days. Cukup penasaran juga dengan Convergence, City of Angels, dan Depuis Le Debut. Semoga sisa lagu di album itu lebih dominan instrumen dibanding unsur elektronik.......... amin. Gue sendiri pas membaca judul-judul lagunya sukses senyum-senyum, semoga demikian juga dengan lagunya kelak.
Gara-gara Up in the Air-lah, post ini lahir. Dua band ini sudah memilih untuk melakukan hal yang sebelumnya (mungkin) nggak pernah mereka lakukan, dan mereka siap menanggung apapun risikonya - dihina fans lama, dinanti-nanti layaknya pelari maraton saat mencapai garis finis, atau disambut hangat pendengar baru. Karena perubahan itu perlu dan pasti menampakkan hasil akhir yang nyata, bukan hasil akhir khayalan yang cuma berakhir di rangkaian kalimat "what if...." dalam kepala.
Comments
Post a Comment
What are you thinking? Tell it to me!