Perjuangan Era 2.0

It's hard to be persistent
When we're standing at a distance
So we keep waiting 
Waiting on the world to change

John Mayer - Waiting on the World to Change

Kemudahan akses terhadap informasi dan pesatnya kemajuan teknologi saat ini merupakan dua faktor utama pendukung munculnya gerakan-gerakan dari beragam kelompok masyarakat, yang semuanya bertujuan sama: memajukan bangsa Indonesia.

Kita patut bersyukur karena pemerintah (hingga kini) masih menjaga kebebasan berpendapat warganya, seperti yang diamanatkan dalam Pasal 28 Undang-undang Dasar (UUD) 1945. Bebas yang dimaksud di sini tentu tidak asal tabrak dan main hakim sendiri, tetapi bebas yang bertanggung jawab.

Jika pada masa sebelum kemerdekaan para pejuang menggunakan bedil dan bambu runcing sebagai senjata berperang, masa kini kita berjuang melalui platform dunia digital. Kehadiran internet yang sekarang tingkat kepentingannya menyaingi oksigen untuk bernapas, menjadi dasar, penghubung, sekaligus media pengumuman kepada khalayak luas akan suatu gerakan perubahan yang diusung atau sedang direncanakan.

Kemungkinan hambatan yang disebabkan batas geografis dan demografis menjadi tidak relevan lagi karena dapat diminimalisasi dengan komunikasi intensif melalui aplikasi chat seperti Skype atau Yahoo! Messenger yang klasik.

Selanjutnya, eksekusi terletak di tangan pejuang era 2.0 ini. Bentuk perjuangan yang dapat dipilih antara lain sendirian (individu) atau berkelompok. Jika berkelompok, akan lebih banyak muncul ide-ide segar karena ada banyak orang yang tergabung di sana. Tetapi, perlu berjaga terhadap ancaman konflik atas perbedaan pendapat dan prinsip, supaya fokus kelompok tetap pada tujuan bersama.

Fokus perjuangan gerakan yang akan disosialisasikan tak terbatas macamnya, mulai dari lingkungan hidup, keberadaan museum, tenaga pengajar di sekolah-sekolah yang tidak mendapat bantuan pemerintah, sampai urusan masak memasak, musik, atau fesyen.

Semua yang dikerjakan akan terlihat hasilnya seiring waktu yang berjalan. Pasti familiar dengan pernyataan "hal-hal besar dimulai dari hal-hal kecil", bukan? Jika dikerjakan dengan sepenuh hati dan niat tulus membangun, setiap pejuang pasti menemukan jalannya.

Kalau bukan saat ini, kapan lagi? Mari mulai dengan langkah kecil, lewat segala sumber daya yang dimiliki. Selamat berjuang! 


-- Tulisan ini dibuat untuk mengikuti:

Comments

  1. Tumben bahasanya "bener"? Jadi agak maksa pas dibacanya. Definitely not your style.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha. Serius? (ini pertanyaan serius) soalnya ini dibikin buat coba-coba ikutan lomba, jadi gaya bahasanya "bener".

      Delete

Post a Comment

What are you thinking? Tell it to me!

Popular Posts